Sampai kapan rivalitas dimaknai dengan saling menghilangkan nyawa? Bukankah kita ke stadion untuk menikmati sepak bola? Untuk merayakan sepak bola. Untuk bersenang-senang dan meneguk kebahagiaan. Bukan untuk menjemput kematian.
Tapi, kematian suporter di sepak bola Indonesia masih saja terjadi. Dan atas apa yang terjadi di Gelora Bandung Lautan Api (GBLA) Minggu siang itu (23/9): Bobotoh salah, Jakmania salah, dan kita semua juga salah. Ya, kita semua.
Hilangnya nyawa Haringga Sirila, suporter Persija Jakarta, setelah dikeroyok suporter Persib Bandung di GBLA bukan semata tentang Bobotoh dan Jakmania. Tapi juga tentang kita semua. Tentang negara bersama alat kelengkapannya –pemerintah daerah dan kepolisian di antaranya– yang tak pernah hadir di tengah-tengah suporter. Tak pernah melihat suporter secara utuh. Suporter hanya dilihat sebagai sekumpulan pencinta dan pendukung kesebelasan sepak bola. Tidak lebih dari itu.
Read More..
26 September 2018
Langganan:
Postingan (Atom)