21 Juni 2015

Cinta, Perlawanan, dan Surabaya

Yang tergelar di Gelora Bung Tomo, Surabaya, Sabtu malam itu (13/6) bukan sekedar pertandingan sepak bola. Tapi, juga ada cinta, kerinduan, kesetiaan, dan tentu saja perlawanan.

Cinta, kerinduan, dan kesetiaan kepada ”rumah besar” bernama Persebaya Surabaya. Rumah yang lebih dari dua tahun terakhir berusaha dihilangkan dan dirobohkan para pemangku kekuasaan di otoritas sepak bola Indonesia. Read More..

22 Maret 2015

Agar SSB Tidak Mati

Bak jamur di musim hujan, beberapa tahun belakangan sekolah sepak bola (SBB) tumbuh begitu subur. Seperti jamur pula, hidupnya tak bertahan lama. Banyak SSB yang layu lantas tutup sebelum sempat berkembang. Sistem pengelolaan konvensional dengan hanya mengandalkan iuran siswa yang tak seberapa membuat tak banyak SSB yang bisa bertahan.

Padahal, menghidupkan SSB membutuhkan biaya yang tidak sedikit. Harus mengeluarkan biaya sewa lapangan, membeli perlengkapan latihan, dan juga menggaji pelatih. Kalau pemiliknya tak benar-benar gila bola dan punya duit, jelas sulit bagi SSB untuk terus bertahan.

Agar awet, langkah Mitra Surabaya bisa dijadikan rujukan. Mitra memang tak ubahnya SSB lainnya. Mereka hidup dengan mengandalkan iuran anak didiknya yang tak lebih dari Rp 100 ribu perbulan untuk setiap muridnya. Tapi, cara konvensional itu dipadu dengan sistem pembagian kontrak pemain.

”Saat ini kami membuat perjanjian dengan pemain dan orang tua tentang pembagian uang kontrak saat pemain kami ada yang diikat klub,” kata Ketua Mitra Surabaya Mursyid Effendi. Read More..

16 Maret 2015

”Obat” Sepak Bola yang Tidak Murah

Suasana Rabu sore (11/3) di salah satu lapangan di Mojolangu, Lowokwaru, Malang begitu berbeda. Puluhan anak asyik memainkan bola di lapangan, sedang puluhan lainnya serius belajar bahasa Inggris di ruang kelas yang berada di bangunan tiga lantai yang terintergasi dengan lapangan tempat puluhan anak bermain bola itu.

”Seperti inilah proses pembelajaran di tempat kami. Tidak hanya sepak bola, tapi kami juga berpikir tentang pendidikan. Kami ingin mencetak pemain plus. Pemain yang bisa jadi leader di lapangan dan lingkungannya,” tegas Nuzul Kifli.

Bersama Aji Santoso, Zulkifli-sapaan akrab Nuzul Kifli-merupakan pendiri Aji Santosa International Football Academy (ASIFA). Salah satu lapangan di sudut Mojolangu yang disebut Zulkifli sebagai tempat pembelajaran itu tidak lain adalah markas ASIFA.

Akademi yang berdiri November 2013 itu lahir dari kegelisahan Aji dan Zulkifli. Keduanya bertemu pada pertengahan 2009. Setiap bercengkerama, keduanya kerap memperbincangkan sepak bola Indonesia. Baik Aji maupun Zulkifli sama-sama merasa prihatin dengan kondisi sepak bola negeri ini. Mereka lantas memutuskan mengambil bagian untuk turut memperbaiki karut-marut sepak bola Indonesia.

”Problem sepak bola kita ada di usia dini. Pembinaan di sini tidak tergarap serius. Kami pun bersepakat untuk melakukan pengembangan usia dini. Sebab, kalau ini tidak digarap, maka kita akan semakin tertinggal,” kata Zulkifli yang juga bertindak sebagai Direktur Operasional ASIFA. Read More..

01 Maret 2015

Yang Harus Dibayar dari Kesalahan dan Kepongahan

Menjadi sangat wajar kalau kickoff kompetisi Indonesia Super League (ISL) musim 2015 diundur. Sebab, terlalu banyak kesalahan yang dipelihara. Dan juga karena terlalu pongahnya otoritas sepak bola negeri ini.

Kesalahan yang mencolok dan menohok tentu terkait tunggakan gaji pemain. Hampir sebagai besar kesebelasan yang berlaga di kasta tertinggi sepak bola Indonesia dan yang di bawahnya masih berutang kepada para pemainnya. Juga kepada mereka yang sudah pergi dan berlabuh di klub lain.

Gaji yang belum terbayar itu bukan hanya satu-dua bulan. Tapi, berbulan-bulan. Bahkan, beberapa musim. Yang tertunggak gajinya juga tidak cuma satu-dua pemain. Namun, di setiap klub ada beberapa pemain, mungkin lebih dari lima orang.

Dengan masih banyaknya kesebelasan yang menunggak gaji pemainnya, tentu menjadi sangat tidak rasional kalau kompetisi tetap dijalankan. Masalah jelas bakal semakin bertumpuk jika kompetisi dipaksakan digelar. Rentetan kasus tunggakan gaji akan semakin panjang. Bisa dipastikan ketika gaji yang lalu belum terbayar, utang baru akan terbit lagi dan lagi. Read More..