29 November 2013

Mari Berlari Rebut Medali

Surat Terbuka untuk Tim Nasional U-23

Jalan itu telah terbuka. Adik-adik kalian di tim nasional U-19 yang membukanya. Mereka telah memberikan bukti kalau Indonesia masih bisa juara. Seperti kalian ketahui, September lalu mereka menahbiskan diri sebagai juara Piala AFF U-19 di Sidoarjo.

Tak berhenti di situ, adik-adik kalian juga membuktikan kalau tim manapun dan setangguh apapun bisa dikalahkan. Kalian pasti menyaksikan-paling tidak mendengar-ketika mereka menjungkalkan Korea Selatan saat laga penyisihan grup Piala Asia U-19 dengan kemenangan 3-2 di Gelora Bung Karno, Jakarta, Oktober lalu.

Ya Korea Selatan. Negara yang tidak pernah absen merumput di Piala Dunia sejak 1986. Korea Selatan yang sudah 12 kali memenangi Piala Asia U-19. Termasuk juara di edisi 2012 lalu. Read More..

20 September 2013

Belum Waktunya Berpesta

Tak ada yang salah dengan selebrasi Evan Dimas Darmono. Tidakpula ada yang keliru dari selebrasi Ilham Udin Armaiyn. Begitupula perayaan yang dilakukan Indra Sjafri dan para asistennya serta offsial di pinggir lapangan saat gol tercipta.

Gol-gol yang dilesatkan para pemain Indonesia di ajang Piala AFF U-19 memang pantas dirayakan. Sebab, gol-gol tersebut merupakan buah kerja keras yang mereka bangun. Apalagi, datangnya gol juga tak pernah bisa ditebak. Kadang selama 90 menit pemain berpeluh di lapangan, gol yang dinanti tak kunjung diraih. Bisa juga dalam kurung waktu 2x45 menit, hanya lahir sebiji gol.

Karena itu, menjadi wajar kalau Evan Dimas dan kawan-kawannya-baik yang berada di lapangan maupun di bench-merayakan dengan beraneka ragam selebrasi. Semisal sujud syukur di sudut lapangan, bergoyang itik ala biduan Zaskia Gotik, atau membuat lingkaran lantas bergoyang bersama. Read More..

24 April 2013

Persebaya dan Hati Masyarakat Surabaya

Untuk edisi ulang tahun PSSI ke 83

Ingat PSSI, ingat Persebaya Surabaya. Dan sejarah panjang itu tak pantas dihapus. Tak selayaknya hanya tinggal dijadikan kenangan.

Persebaya harus terus hidup dan dihidupkan. Sebab, Persebaya bukan lagi sekedar klub sepak bola. Persebaya adalah simbol perlawanan. Simbol kebanggaan. Juga salah satu ikon Surabaya. Persebaya juga menjadi tempat orang-orang Surabaya melepaskan diri dari himpitan kerasnya kehidupan.

Bicara Persebaya tentu saja Persebaya yang didirikan Paijo dan Pamoedji. Persebaya yang dilahirkan pada 18 Juni 1927 di Surabaya. Persebaya yang turut membidani lahirnya PSSI pada 19 April 1930 silam bersama perwakilan dari Madiun, Solo, Jogjakarta, Magelang, Bandung, serta Jakarta di Jogjakarta. Dan tentu saja Persebaya yang ada di hati masyarakat dan pencinta bola Surabaya. Read More..

03 Maret 2013

Bintang Sepak Bola itu Pemain dan Pelatih

Secara personal saya tidak mengenal Djohar Arifin Husin. Begitupula La Nyalla Mahmud Mattalitti. Saya hanya tahu sedikit tentang mereka dari media massa. Kendati begitu, saya percaya mereka orang-orang yang baik. Orang-orang yang mencintai sepak bola.

Kalau tidak baik, mana mungkin Djohar mau memimpin organisasi sepak bola nasional yang karut-marut. Sudah begitu, kering prestasi pula. Bukankah akan jauh lebih baik baginya untuk mengajar di kampus. Atau melakukan penelitian yang bisa memberi manfaat untuk masyarakat luas.

Jika tidak mencintainya, buat apa La Nyalla rela membangun komite penyelamat sepak bola Indonesia. Lalu kembali duduk di kursi eksekutif komite PSSI. Padahal, sepak bola negeri ini sulit menerbitkan keuntungan. Bukankah jauh lebih menyenangkan baginya untuk memperluas jaringan bisnisnya yang bisa menambah pundi-pundi uangnya.

Tapi sayangnya, cinta mereka terlalu meluap-luap. Sehingga logikanya ditanggalkan. Juga hatinya. Saking cintanya, mereka melupakan esensi sejati sepak bola : permainan di lapangan hijau. Saking baiknya, keduanya alpa bahwa bintang sepak bola itu adalah pemain dan pelatih. Bukan lainnya. Read More..