Surat Terbuka untuk Tim Nasional U-23
Jalan itu telah terbuka. Adik-adik kalian di tim nasional U-19 yang membukanya. Mereka telah memberikan bukti kalau Indonesia masih bisa juara. Seperti kalian ketahui, September lalu mereka menahbiskan diri sebagai juara Piala AFF U-19 di Sidoarjo.
Tak berhenti di situ, adik-adik kalian juga membuktikan kalau tim manapun dan setangguh apapun bisa dikalahkan. Kalian pasti menyaksikan-paling tidak mendengar-ketika mereka menjungkalkan Korea Selatan saat laga penyisihan grup Piala Asia U-19 dengan kemenangan 3-2 di Gelora Bung Karno, Jakarta, Oktober lalu.
Ya Korea Selatan. Negara yang tidak pernah absen merumput di Piala Dunia sejak 1986. Korea Selatan yang sudah 12 kali memenangi Piala Asia U-19. Termasuk juara di edisi 2012 lalu.
Kalian sendiri juga sudah berada di jalan yang telah di buka adik-adik kalian itu. Makhokta juara turnamen mini empat negara di Jakarta lalu yang membawa kalian di jalan terbuka tersebut.
Memang tidak sedikit yang mencibir lawan-lawan di turnamen mini itu bukanlah musuh sepadan kalian karenanya kalian sudah sepantasnya menang. Tidak sedikit pula yang menyebut kalian memang sudah dipersiapkan untuk memenanginya. Tapi, toh namanya juga laga pemanasan menuju turnamen besar untuk ukuran kita-SEA Games-, menjadi sangar wajar kalau kalian mengikuti turnamen yang kata orang lawannya tak sepadan dengan kalian itu.
Sebelum benar-benar berperang, tim manapun memang seharusnya mendapatkan suntikan motivasi. Tidak terkecuali tim nasional U-23 yang kalian huni. Dan kemenanganlah suntikan tersebut. Jadi wajar kalau kalian dipilihkan lawan-lawan yang tak sepadan untuk meraih kemenangan agar semangat kalian semakin berkobar.
Tentu akan sangat tidak lucu kalau kalian berangkat bertarung dengan kondisi lesuh setelah bertubi-tubi dihantam kekalahan. Bisa-bisa kalian sudah angkat koper sebelum pertandingan dijalankan.
Jadi, abaikan saja cibiran orang-orang yang sebenarnya tidak banyak itu. Kemenangan-kemenangan di turnamen mini kemarin layak menjadi modal berharga untuk maju ke SEA Games yang bakal digelar di Myanmar. Kalian pun pasti merasakan itu. Jadikanlah kemenangan kemarin itu merebut kemenangan-kemenangan berikutnya.
Saya masih sangat percaya kalian mampu merengkuhnya. Sebab, kemampuan kalian sebenarnya masih jauh lebih baik dari adik-adik kalian di tim nasional U-19. Pengalaman kalian juga lebih banyak dari mereka. Baik dari sisi pengenalan tentang organisasi permainan maupun dari segi mental ketika berhadapan dengan tekanan lawan dan penonton. Mayoritas dari kalian kan merupakan pilihan utama di tim-tim yang kalian bela di kompetisi. Dan kesempatan seperti itu tidak banyak didapat adik-adik kalian.
Tidak hanya itu, kehidupan kalian juga lebih baik. Di usia yang masih sangat muda, kalian sudah meraup bayaran selangit untuk seumuran kalian di negara ini. Bahkan, tidak sedikit dari kalian yang nama sering dielu-elukan masyarakat.
Jadi-sekali lagi-dengan semua modal itu seharusnya kalian bisa menggapai kemenangan. Toh, adik-adik kalian yang kesempatan dan kehidupannya belum sebaik kalian saja bisa meraih kemenangan. Bisa naik di podium tertinggi.
Mungkin yang perlu kalian lakukan adalah berlari. Di lapangan, saat pertandingan, kalian memang berlari. Tapi, lari kalian kurang kencang, kurang berkeringat. Lari kalian belum menggambarkan ada semangat yang membuncah. Padahal, kalau kalian mau, kalian bisa melakukan. Sebab, kalian sudah memiliki semua modalnya.
Kemenangan itu pasti bisa kalian raih. Tidak mudah memang. Tapi, kalian kan belum lupa cara meraih kemenangan, bukan?
SEA Games kini sudah di depan mata. Jadi mari berlari untuk merebut medali. Sebab, jalan telah terbuka. Memang emenangan adik-adik kalian kemarin sangat melegakan. Tapi, itu belum benar-benar mampu melepas dahaga kami. Masyarakat ingin melihat kembali merah putih berkibar tinggi di lapangan sepak bola Asia Tenggara. Seperti pada suatu malam 22 tahun silam di Stadion Rizal Memorial, Manila, Filipina.
29 November 2013
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar