Dalam bahasa Jawa, gojek itu memiliki arti yang sama dengan guyon. Dan yang namanya guyon itu menyenangkan. Menyegarkan. Bisa mengendurkan ketegangan. Tidak jarang pula, dari guyonan lahir ide-ide segar.
Tapi, kalau guyonnya berlebihan tentu tidak baik. Sama halnya dengan segala sesuatu yang berlebihan. Bisa-bisa guyonan itu malah memicu ketegangan. Berpotensi memercikkan api perselisihan. Juga bisa melahirkan masalah.
Seperti itu juga kompetisi sepak bola Indonesia. PSSI tampak berlebihan memaknai titel liga yang digulirkannya. Induk organisasi sepak bola nasional itu terlalu gojekan dalam membuat regulasi.
Kompetisi kali ini pun berpotensi melahirkan para pemalas sekaligus membunuh harapan hidup banyak orang. Liga Indonesia musim ini terancam tidak kompetitif. Mengabaikan kesehatan finansial klub dan tak ramah kepada suporter.
Guyonan PSSI yang berlebihan ini juga melahirkan regulasi yang kontradiktif dan tentu saja menabrak aturan federasi sepak bola dunia yang selama ini diagung-agungkan PSSI.
Tak percaya? Tentu Anda tak seharusnya percaya kepada saya. Lha saya ini siapa kok mau dipercaya. Saya ini hanya penonton biasa. Nendang bola saja nggak becus. Lagipula, kompetisinya juga belum bergulir, belum jalan.
Tulisan ini merupakan usaha agar tidak dinilai menuduh.
Read More..
04 April 2017
Langganan:
Postingan (Atom)