Anak-anak itu lahir di Surabaya. Juga tumbuh di Surabaya. Orang tua mereka adalah penggemar sekaligus pendukung Persebaya Surabaya. Kota dan kesebelasan yang selalu berada di seberang mata serta hati arek-arek Malang.
Sebagian dari mereka lahir dan tumbuh di Sidoarjo. Seperti anak-anak Surabaya itu, orang tua mereka juga penggemar Persebaya. Dan semua pun tahu kalau pendukung Persebaya tidak pernah dan tidak akan pernah menyukai Arema Malang.
Di luar itu, juga ada anak-anak dari Mojokerto dan Kediri. Secara kultur, dua kota terakhir itupun menjadikan Surabaya sebagai kiblat sepak bola-nya. Total ada 12 anak. Usia mereka 10 sampai 12 tahun.
Tapi, cinta, mimpi, dan kepolosaan anak-anak itu berhasil menepikan semua kebencian yang tertanam di generasi sebelum mereka. Karena cinta mereka yang begitu meluap kepada sepak bola. Lantaran letupan mimpi menjadi pesepak bola, anak-anak itu melangkah ke Malang awal 2015 lalu. Berkostum Malang. Atau lebih tepatnya berseragam Sekolah Sepak Bola (SBB) Banteng Muda.
Read More..
05 Oktober 2018
Langganan:
Postingan (Atom)