Sepak bola tak lagi ditempatkan sebagai sepak bola di negeri ini. Kalaupun dipandang sebagai sepak bola, itu berada pada urutan kesekian. Bukan yang pertama. Bukan yang utama.
Selama bertahun-tahun, politik selalu menempati urutan pertama dalam sepak bola Indonesia. Disusul urusan bisnis di luar sepak bola, lalu perkara ”uang receh”, dan baru kemudian sepak bola itu sendiri.
Bertahun-tahun sepak bola Indonesia dimanfaatkan untuk kepentingan politik praktis. Dijadikan alat untuk meraih kursi. Dijadikan kendaraan meraih kekuasaan. Entah itu kursi eksekutif ataupun legislatif. Dan itu dilakukan secara telanjang. Contohnya pun sangat banyak.
Read More..
25 Januari 2019
Langganan:
Postingan (Atom)