Suhu panas dipastikan tidak hanya tersaji dalam pertarungan merebut juara. Persaingan melepaskan diri dari jerat degradasi juga bakalan sengit. Sebab, selain ingin juara, setiap kontestan Indonesia Super League (ISL) 2008/2009 juga tidak ingin ”menikmati” panasnya kursi degradasi. Kendati begitu, diakhir musim nanti sudah pasti tiga tim harus rela turun kasta.
Selain itu, satu tim lainnya harus memainkan playoff dengan peringkat empat Divisi Utama. Pemenangnya akan tampil di ISL musim depan. Yang kalah tentu saja harus berkompetisi di Divisi Utama musim depan. Nah, siapa yang bakal menerima kenyataan pahit itu?
Delta Putra Sidoarjo (Deltras) jelas menjadi tim yang paling terancam. Pasalnya, mereka kini yang menghuni posisi buncit. Poin yang mereka kantongi juga baru sepuluh. ”Tapi, kami masih sangat optimis bisa lolos dari jerat degradasi,” tegas George Handiwiyanto, manajer Deltras.
Deltras-kata George-memiliki sejumlah alasan dengan optimismenya itu. Salah satunya adalah jatah partai kandang yang mencapai sembilan kali. Jumlah itu bisa membuat tim berjuluk The Lobster itu mendulang 27 poin, kalau mampu mengoptimalkannya. Jika poin itu mampu diraih, maka Deltras sudah bisa membukukan 37 angka.
”Kami sudah melakukan perombakan tim. Dengan komposisi baru ini, kami yakin lolos dari degradasi. Untuk itu, kami tidak hanya akan memaksimalkan partai kandang. Kami juga akan merebut 40 persen pertandingan tandang,” papar George.
Di samping Deltras, bayang-bayang degradasi juga menghantui enam tim lainnya. Sebut saja seperti PSMS Medan, Persita Tangerang, PSIS Semarang, Persitara Jakarta Utara, Persiba Balikpapan, dan PKT Bontang. Mereka itulah yang hingga akhir putaran pertama menghuni papan bawah.
Namun dari daftar itu, beban berat ada di empat tim yakni PSMS, PSIS, Persita, dan Persitara. PSMS memang memiliki sembilan partai kandang. Tapi, Ayam Kinantan-julukan PSMS-harus berbagi konsentrasi di tiga kompetisi. Selain ISL juga ada kompetisi di level Asia dan Copa Indonesia. PSMS juga masih harus melakoni partai kandang di luar Medan.
Untuk putaran kedua, PSMS telah mengajukkan Stadion Siliwangi, Bandung sebagai kandangnya. Dan itu sama artinya mereka tampil di luar kandang dan jauh dari suporternya. Kondisi yang sama juga dialami Persita. Mereka harus tampil di luar Tangerang. ”Kami sudah terbiasa dengan itu. Karena itu, kami yakin minimal bisa mendulang 41 poin dan menempatkan diri di posisi 14,” sebut Zaenal Abidin, pelatih Persita.
Bagaimana dengan PSIS? Diantara kompetitornya, PSIS memiliki laga kandang paling sedikit yakni delapan. Dengan delapan laga kandang, maka mereka hanya bisa menambah 24 poin. Dan hal itu sendiri sulit diwujudkan. Sebab, di putaran pertama saja, mereka hanya bisa menang di tiga kali di kandang sendiri.
Sementara Persitara sedikit lebih aman. Mereka memiliki sembilan laga kandang. Jika mampu mengoptimalkan, maka 27 poin bisa didapatkan. Dan itu berarti mereka bisa menutup kompetisi dengan raihan 41 poin. ”Saya pikir jumlah itu sudah cukup untuk lolos dari degradasi. Karena itu, kami akan konsentrasi penuh mengamankan sembilan pertandingan kandang kami,” kata Harry ”Gendhar” Ruswanto, manajer Persitara.
19 Januari 2009
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar