Sudah hampir 10 tahun Hariyanto Arbi gantung raket. Namun, dia tetap tidak pernah jauh dari lapangan bulu tangkis. Bukan lagi sebagai atlet tentunya. Juga tidak sebagai pelatih. Sebab, Hari telah memilih sebagai pengusaha peralatan dan perlengkapan olahraga serta bulu tangkis.
Keringat jatuh dari wajahnya. Rasa lelah juga nampak tergurat dari wajahnya. Namun, pria tersebut belum juga beristirahat. Dia tetap saja mondar-mandir menemui para koleganya. Berbincang dengan rekan satunya, setelah itu bergeser untuk berbicara dengan teman yang lainnya.
Begitulah Hariyanto Arbi-pria itu-di Jumat malam pekan lalu di GOR Bulu Tangkis Asia Afrika, Senayan, Jakarta. Kebetulan malam itu di tempat tersebut digelar turnamen bulu tangkis yang melibatkan dirinya sebagai ketua panitia pertandingan.
”Inilah salah satu kegiataan saya saat ini setelah gantung raket. Tapi, saya tidak merasa lelah. Apalagi, kegiatan ini juga sebagai bagian dari wahana promosi usaha saya,” tutur Hariyanto Arbi.
Hariyanto Arbi merupakan salah satu pebulu tangkis terbaik yang pernah dimiliki Indonesia. Dia lahir di Kudus Jawa Tengah 21 Januari 1972. Hari bertarung di pentas bulu tangkis internasional dari tahun 1990 hingga 2000. Beragam gelar telah direngkuhnya.
Hari dua kali merengkuh gelar juara All England pada 1993 dan 1994. Pada 1994 dan 1995, Hari menahbiskan diri sebagai juara dunia. Putra pasangan (Alm) Arbi-Hastuti tersebut juga turun menjadi bagian sukses Indonesia di Piala Thomas pada 1994, 1996, 1998, dan 2000.
Usai Piala Thomas 2000, Hari memutuskan gantung sepatu. Setelah meninggalkan gelanggang, Hari lantas bergelut di jalur bisnis. Dia membuka usaha. ”Usahanya juga tidak jauh dari dunia yang saya geluti yakni bulu tangkis,” ujarnya.
Bersama dengan beberapa rekannya, Arbi mendirikan perusahaan dengan nama Flypower. Perusahan tersebut didirikan pada tahun 2003. Seperti dikatakan Hari, perusahannya memang bergerak tidak jauh dari bulu tangkis.
Flypower merupakan perusahan penyedia peralatan dan perlengkapan olahraga, khususnya bulu tangkis. Sebut saja seperti sepatu, raket, kaos, bahkan karpet lapangan bulu tangkis. ”Saya memilih berbisnis karena sudah banyak rekan yang menjadi pelatih. Selain itu, ini juga didorong rasa kecewa atas penghargaan pemerintah kepada mantan atlet,” kata Hari.
Setelah berpikir panjang dan berdiskusi dengan beberapa temannya, Hari lalu memutuskan berbisnis dengan mengusung bendera Flypower. ”Produk pertama kami adalah sepatu. Dan ini menjadi andalah kami. Kenapa sepatu? Saya dan teman-teman memilih sepatu karena ini awalnya didasari oleh ketidakadaan sepatu bulu tangkis pada masa itu,” papar Hari.
Hari bercerita dimasa dirinya bermain, belum ada sepatu khusus bulu tangkis. Yang seringkali dipakai para pebulu tangkis dimasanya dan di era sebelumnya adalah sepatu indoor. Fakta itu disebut Hari cukup ironis. Sebab, sudah bermunculan jago-jago bulu tangkis, tapi tidak ada sepatu khusus untuk pebulu tangkis.
Karena itu, Hari pun tergerak untuk memproduksi sepatu khusus bulu tangkis. ”Saya juga tertarik dengan filosofi letak sepatu yang ada di bawah. Ini sesuai dengan status saya saat itu. Dimana, saya memulai usaha ini semua dari bawah, dari nol,” ungkapnya.
Hari memang memulai usahanya dari bawah. Benar-benar dari nol. Dia hanya berbekal keyakinan serta modal uang hasil tabungan saat masih aktif menjadi pemain. Hari menyebut dirinya tidak memiliki ilmu dari bangku sekolah yang cukup tentang manajemen dan pemasaran.
”Saya belajar sambil menjalankan usaha ini. Awalnya cukup berat. Tapi, saya yakin dengan apa yang saya yakini. Dimana, Tuhan pasti akan melihat setiap usaha keras umatnya,” urai Hari.
Hari mengakui bahwa keyakinan itupula yang menjadi kunci suksesnya di arena pertandingan. Sebagai atlet Hari memang sempat divonis mentok di awal karirnya di Pelatnas. Tapi dengan kepercayaan bahwa Tuhan pasti akan melihat usaha keras umatnya tersebut Hari mampu bangkit dan berhasil meraih banyak gelar.
”Hal itupula yang menjadi pegangan saya dalam menekuni bisnis ini,” aku. Hasilnya, Hari menuturkan kalau dari usahanya tersebut dirinya bisa hidup cukup bersama keluarganya. Flypower sendiri kini juga berkembang pesat. Produknya kini tak hanya beredar di Indonesia saja. Tapi juga telah ada di Malaysia, Filipina, Singapura. Bahkan, beredar pula di Jerman, Prancis, dan Guatamala.
27 Januari 2010
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar